APAKAH INDUSTRI TEXTILE, GARMENT DAN ALAS KAKI INDONESIA DI UJUNG SENJA?

(IHINEWS) Karawang 07/03/2026, Industri tekstil, garmen, dan alas kaki (TGA) di Indonesia, yang pernah menjadi salah satu pilar ekonomi nasional, kini menghadapi tantangan serius yang menyebabkan penurunan produksi dan kebangkrutan beberapa pabrik. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap situasi ini:

1. Persaingan Global yang Ketat:

 A. Serbuan Produk Impor:

  • Indonesia dibanjiri produk TGA impor, terutama dari negara-negara dengan biaya produksi lebih rendah seperti Vietnam dan Tiongkok.
  • Produk impor seringkali dijual dengan harga yang lebih murah, sehingga sulit bagi produk lokal untuk bersaing.

 B. Perubahan Tren Pasar:

  • Perubahan cepat dalam tren mode dan perilaku konsumen menuntut fleksibilitas dan kecepatan produksi yang tinggi
  • Beberapa pabrik di Indonesia kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan ini.

2. Biaya Produksi yang Tinggi:

 A. Upah Minimum yang Meningkat: Peningkatan upah minimum regional (UMR) di beberapa daerah meningkatkan biaya tenaga kerja bagi pabrik-pabrik TGA.

 B. Biaya Bahan Baku dan Energi: Harga bahan baku dan energi yang fluktuatif menambah beban biaya produksi.

 C. Biaya Logistik: Biaya logistik yang tinggi, terutama untuk distribusi produk ke daerah-daerah terpencil, juga menjadi kendala.

3. Faktor Eksternal:

 A, Dampak Pandemi COVID-19: Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan permintaan global, gangguan rantai pasokan, dan pembatasan operasional pabrik.

 B. Kondisi Ekonomi Global: Kondisi ekonomi global yang tidak stabil, termasuk inflasi dan resesi di beberapa negara, berdampak negatif pada permintaan produk TGA.

 C. Kondisi Geopolitik: Kondisi geopolitik yang tidak stabil di berbagai negara, menyebabkan melemahnya permintaan global.

4. Tantangan Internal:

 A. Kurangnya Investasi Teknologi: Banyak pabrik di Indonesia masih menggunakan teknologi yang ketinggalan zaman, sehingga kurang efisien dan produktif.

 B. Keterampilan Tenaga Kerja: Keterampilan tenaga kerja di sektor TGA perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi tuntutan pasar yang semakin kompetitif.

 C. Regulasi dan Birokrasi: Regulasi yang kompleks dan birokrasi yang berbelit-belit dapat menghambat investasi dan pertumbuhan industri.

Dampak:

A. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK): Penurunan produksi dan penutupan pabrik menyebabkan PHK massal, meningkatkan angka pengangguran.

 B. Penurunan Ekspor: Ekspor produk TGA mengalami penurunan, berdampak negatif pada pendapatan devisa negara.

 C. Penurunan Investasi: Penurunan kinerja industri TGA mengurangi minat investor untuk menanamkan modal di sektor ini.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:

  •  Meningkatkan daya saing produk lokal melalui investasi teknologi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.
  •  Menciptakan iklim investasi yang kondusif.
  •  Memperkuat pasar domestik.
  •  Mendorong ekspor produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
  •  Mempermudah regulasi dan mengurangi birokrasi.

Shanto Ai P/Editor

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments