(IHINEWS) Jakarta 21/04/2025, Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada hari Senin (21/4/2025), di tengah kekhawatiran yang terus meningkat terhadap kondisi ekonomi global.
Ketegangan yang memanas antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam perang dagang, serta gejolak politik dan ketidakpastian moneter, membuat investor berbondong-bondong mencari aset aman dan emas menjadi pilihan utama.
Dilansir dari kantor berita Reuters (21/4/2025), harga emas spot naik sebesar 1,7 persen, mencapai $3.383,87 per ons pada pukul 02.46 GMT, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi $3.384 di awal sesi perdagangan.
Sementara itu, harga emas berjangka AS melonjak 2 persen hingga berada di level $3.396,10 per ons.
Reli emas ini juga didorong oleh pelemahan dolar AS. Indeks dolar (.DXY) tercatat menyentuh titik terendah dalam tiga tahun, yang membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain.
Saat dolar melemah, harga emas dalam mata uang lain jadi relatif lebih murah, sehingga permintaan meningkat.
Menurut Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG, faktor-faktor global saat ini benar-benar menguntungkan emas.
“Secara fundamental, pasar memperhitungkan risiko geopolitik yang meningkat, didorong oleh ketegangan tarif AS dan kekhawatiran stagflasi, sementara permintaan bank sentral yang tangguh juga menawarkan dorongan tambahan bagi harga,” jelasnya.
Salah satu pemicu utama kekhawatiran pasar adalah langkah Presiden AS Donald Trump, yang kembali menegaskan kebijakan “tarif timbal balik” terhadap puluhan negara pada 2 April lalu.
Meskipun ada pengecualian untuk beberapa negara, pemerintahan Trump justru meningkatkan tensi dengan Tiongkok, memanaskan kembali perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Sebagai respons, Tiongkok memperingatkan negara-negara lain agar tidak gegabah membuat kesepakatan ekonomi baru dengan AS yang bisa merugikan mereka.
Langkah ini diduga bagian dari strategi Trump yang ingin menekan negara-negara lain agar mengikuti aturan perdagangan yang menguntungkan AS.
Di sisi lain, Trump juga kembali menyerang Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Pada hari Kamis lalu, ia melontarkan kritik tajam terhadap Powell, dan bahkan tim Trump dikabarkan sedang mengevaluasi kemungkinan memecat Powell.
Ini menimbulkan kekhawatiran besar di pasar karena bisa mengancam independensi The Fed sebagai lembaga pengatur kebijakan moneter.
Selain perang dagang dan masalah dalam negeri AS, konflik global juga turut memperburuk sentimen pasar.
Rusia dan Ukraina kembali saling tuduh atas ribuan pelanggaran terhadap gencatan senjata saat perayaan Paskah.
Meskipun sempat ada jeda pertempuran yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin, Kremlin menyatakan tidak ada perintah untuk memperpanjang gencatan senjata tersebut.
Ketegangan geopolitik seperti ini secara historis selalu menjadi pendorong naiknya harga emas.
Sebab, emas dianggap sebagai safe haven atau aset lindung nilai yang relatif aman di tengah ketidakpastian.
“Tonggak potensial berikutnya untuk emas bisa jadi berada di sekitar level $3.500, meskipun posisinya mungkin tampak ramai dalam waktu dekat dan indikator teknis menunjukkan kondisi jenuh beli dalam waktu dekat,” kata Rong.
Tak hanya emas, logam mulia lain juga mengalami pergerakan. Harga perak spot naik 0,3 persen menjadi $32,66 per ons, platinum naik 0,3 persen menjadi $969,68, sementara paladium justru turun 0,3 persen ke angka $959,43 per ons.
Namun, di antara semuanya, emas tetap menjadi bintang utama karena posisinya yang kuat sebagai aset aman di tengah berbagai kekhawatiran global.
Shanto Adi P/Editor