HARI PENDIDIKAN NASIONAL DAN JURANG PENDIDIKAN ANAK-ANAK BURUH

(IHINEWS) Karawang 02/05/2025, Setiap tanggal 2 Mei, bangsa ini memperingati Hari Pendidikan Nasional (Harkitnas), sebuah momentum untuk merenungkan betapa krusialnya pendidikan dalam memajukan peradaban. Namun, di balik semangat perayaan ini, tersembunyi ironi pahit: sulitnya akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga buruh.

Anak-anak buruh seringkali terperangkap dalam lingkaran kemiskinan yang menghambat langkah mereka menuju gerbang ilmu pengetahuan. Keterbatasan ekonomi memaksa mereka untuk memilih antara bangku sekolah dan membantu orang tua mencari nafkah. Biaya pendidikan yang terus merangkak naik, mulai dari seragam, buku, hingga biaya transportasi, menjadi tembok penghalang yang sulit ditembus.

Kualitas sekolah di lingkungan tempat tinggal buruh pun tak jarang memprihatinkan. Fasilitas yang minim, tenaga pengajar yang kurang memadai, dan kurikulum yang kurang relevan semakin memperburuk kondisi pendidikan anak-anak ini. Mereka tumbuh dengan ketidaksetaraan yang nyata, di mana kesempatan untuk meraih cita-cita dan potensi diri terenggut oleh keadaan ekonomi keluarga.

Padahal, pendidikan adalah hak Fundamental setiap anak bangsa, tanpa terkecuali. Anak-anak buruh memiliki potensi yang sama dengan anak-anak dari kalangan berada. Mereka juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak, yang mampu membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Harkitnas seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa keadilan pendidikan belum sepenuhnya terwujud. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh elemen bangsa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak buruh tidak lagi menjadi korban ketidakadilan sistem. Investasi dalam pendidikan yang inklusif, penyediaan beasiswa dan bantuan pendidikan yang tepat sasaran, serta peningkatan kualitas sekolah di lingkungan buruh adalah langkah-langkah mendesak yang perlu diambil.

Jika kita sungguh-sungguh menghargai semangat Harkitnas, mari kita buka mata dan hati terhadap realitas pahit yang dihadapi anak-anak buruh. Mari kita wujudkan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh anak bangsa, sehingga tidak ada lagi potensi anak yang terbuang sia-sia hanya karena keterbatasan ekonomi orang tuanya. Harkitnas tahun ini harus menjadi momentum untuk aksi nyata, demi masa depan Indonesia yang lebih adil dan berpendidikan.

Shanto Adi P/Editor

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments