(IHINEWS) Karawang 24/04/2025, Mari kita telaah bersama mengenai isu menarik ini: apakah gerakan serikat buruh di Indonesia saat ini telah kehilangan arah? Ini adalah pertanyaan yang memantik perdebatan dan memerlukan tinjauan yang mendalam.
Sebagian pihak mungkin berpendapat bahwa gerakan serikat buruh saat ini kurang memiliki taring dan pengaruh dibandingkan era sebelumnya. Fragmentasi serikat, isu-isu internal yang memecah belah, serta perubahan lanskap ketenagakerjaan dengan maraknya pekerja informal dan gig economy, disinyalir menjadi faktor pelemah. Suara serikat buruh terkadang terdengar kurang solid dan kurang mampu menekan pemerintah maupun pengusaha dalam isu-isu krusial seperti upah layak, kondisi kerja yang aman, dan kepastian kerja. Beberapa pengamat juga menyoroti kurangnya inovasi dalam strategi perjuangan, yang masih berkutat pada aksi-aksi konvensional yang mungkin tidak lagi seefektif dulu.
Namun, pandangan lain melihat gerakan serikat buruh tetap relevan dan berjuang sesuai dengan tantangan zaman. Mereka beradaptasi dengan isu-isu baru seperti hak-hak pekerja platform, perlindungan pekerja migran, dan kesetaraan gender di tempat kerja. Serikat buruh juga aktif dalam advokasi kebijakan di tingkat nasional dan internasional, serta terlibat dalam dialog sosial tripartit. Aksi-aksi demonstrasi dan mogok kerja masih menjadi instrumen penting dalam menyuarakan aspirasi buruh. Selain itu, beberapa serikat buruh mulai memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk membangun solidaritas dan mengkampanyekan isu-isu buruh kepada khalayak yang lebih luas.
Penting untuk diingat bahwa lanskap ketenagakerjaan terus berubah. Globalisasi, digitalisasi, dan fleksibilisasi pasar kerja menghadirkan tantangan baru bagi gerakan serikat buruh di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pertanyaannya bukanlah semata-mata apakah gerakan ini “kehilangan arah”, tetapi lebih kepada bagaimana serikat buruh dapat berevolusi dan mengadaptasi diri agar tetap relevan dan efektif dalam memperjuangkan hak-hak pekerja di era yang dinamis ini.
Mungkin arahnya tidak hilang, tetapi sedang mencari formulasi baru. Serikat buruh perlu merangkul inovasi, memperkuat konsolidasi internal, membangun aliansi strategis dengan berbagai elemen masyarakat sipil, dan terus relevan dengan isu-isu terkini yang dihadapi pekerja. Dengan demikian, gerakan serikat buruh dapat terus menjadi kekuatan penting dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh pekerja di Indonesia.
Shanto Adi P/Editor