(IHINEWS) Jakarta 27/02/2025, Pada tanggal 24 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan secara resmi Badan Pengelola In/vestasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau yang disingkat Danantara. Danantara sendiri merupakan S/overeign Wealth Fund milik Indonesia yang akan mengelola aset dari tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun ketujuh BUMN tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID).
Setelah peluncuran Danantara, pergerakan saham dari tujuh BUMN di atas mengalami fluktuasi. Tercatat saham BMRI, BNI, dan MIND ID mengalami penurunan. Sementara itu, saham BBRI terpantau menguat. Lantas, mengapa saham-saham BUMN tersebut mengalami penurunan setelah peluncuran Danantara? Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhinya.
- Kekhawatiran Investor: Para investor khawatir bahwa setelah kepemilikan saham BUMN beralih ke Danantara, rasio pembayaran dividen tidak akan sebesar 1-2 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan Danantara akan mengelola dan mengoptimalkan aset BUMN untuk investasi jangka panjang, sehingga kemungkinan akan mengurangi porsi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.
- Aksi Profit Taking: Beberapa investor memutuskan untuk menjual saham mereka setelah adanya kenaikan harga saham sebelum peluncuran Danantara. Aksi profit taking ini menyebabkan penurunan harga saham karena pasokan saham di pasar meningkat.
- Sentimen Pasar: Sentimen pasar secara keseluruhan juga dapat mempengaruhi pergerakan saham BUMN. Jika pasar sedang dalam kondisi negatif atau terjadi sentimen negatif terkait dengan kebijakan pemerintah atau kondisi ekonomi global, maka saham-saham BUMN juga dapat terkena dampaknya.
- Kurangnya Kepercayaan Investor: Peluncuran Danantara belum berhasil meningkatkan kepercayaan investor terhadap saham-saham BUMN. Hal ini terlihat dari harga saham mayoritas BUMN yang dikelola Danantara mengalami penurunan setelah peluncuran. Investor masih menunggu dan melihat bagaimana Danantara akan dikelola dan apakah dapat memberikan hasil yang positif bagi BUMN dan negara.
Penurunan saham BUMN setelah peluncuran Danantara disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekhawatiran investor terkait dividen, aksi profit taking, sentimen pasar, hingga kurangnya kepercayaan investor. Namun, penting untuk diingat bahwa pergerakan saham dalam jangka pendek tidak selalu mencerminkan kinerja jangka panjang perusahaan. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap memperhatikan fundamental perusahaan dan prospek jangka panjang sebelum membuat keputusan investasi.
Shamto Adi P/Editor