(IHINEWS) Karawang 1/03/2025, Ramadhan, bulan penuh berkah, seharusnya menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi ribuan buruh PT Sritex, Ramadhan kali ini terasa begitu pahit. Ramadhan kali ini mereka harus menghadapi kenyataan pahit: pemutusan hubungan kerja (PHK) tepat menjelang bulan suci dan hari raya Idulfitri.
Bayangkan, di saat orang lain sibuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dan merencanakan mudik Lebaran, para buruh ini justru dilanda kecemasan dan ketidakpastian. Mereka kehilangan pekerjaan, sumber penghasilan yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga.
PHK massal ini tentu menjadi ironi di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit. Banyak perusahaan lain yang juga mungkin mengalami kesulitan yang sama, namun apakah PHK terhadap buruh PT Sritex ini langkah yang tepat?, apakah pengusaha sudah tidak dapat lagi menyelamatkan perusahaannya?, apakah pemerintah sudah maksimal dalam melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan ribuan buruh tersebut ?.
Berjuta pertanyaan muncul dalam benak penulis. Apakah pemerintah sama sekali tidak memikirkan dampak PHK ini?. Begitu besar dampak yang akan terjadi, selain 10.000 buruh akan kehilangan pekerjaannya, berapa puluh ribu keluarga akan kehilangan pendapatnya?. Berapa banyak anak-anak yang masih sekolah yang akan ikut terdampak ketika orang tuanya kehilangan mata pencaharian?. Apakah ini sudah dipertimbangan semua?, ataukah pemerintah dan negara “masa bodoh” dengan penderitaan buruhnya?.
Dampak dari PHK ini tentu sangat memilukan. Para buruh kehilangan pekerjaan, sumber penghasilan yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga. Mereka harus menghadapi kenyataan pahit: tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak bisa membayar biaya pendidikan anak, dan tidak bisa merayakan Lebaran dengan layak. Selain itu, PHK ini juga menimbulkan dampak psikologis yang mendalam. Para buruh merasa tertekan, cemas, dan kehilangan harapan.
Kisah pilu buruh PT Sritex ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Kita juga harus mendesak pemerintah dan perusahaan untuk lebih memperhatikan nasib para buruh. Mereka adalah tulang punggung perekonomian bangsa, dan mereka berhak mendapatkan perlindungan dan kesejahteraan.
Semoga di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, para buruh PT Sritex mendapatkan kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi cobaan ini. Semoga mereka segera mendapatkan pekerjaan baru dan dapat merayakan Lebaran dengan penuh sukacita. Dan yang terpenting tidak ada lagi cerita PHK di negeri ini, negeri yang katanya kaya raya, gemah ripah loh jinawi tapi menjadi rusak oleh karena sistem dan perilaku KORUPSI.
Shanto Adi P/Editor